LENSAPUBLIKASI, PADANG -
Semua genre punya tempat yang sama pada hati para penikmat musik di Tanahair.
Terpulang bagaimana memadukan idealisme dengan selera pasar kekinian. Terbukti
pada lagu Harus Terjadi yang dirilis grup musik The Row pada hari Jumat 6 Maret
2020 di kanal YouTube AFE Records. Lagu ini mendapat respon antusias dari
masyarakat.
Lagu
Harus Terjadi merupakan singel ke dua bagi The Row di formasi terbarunya pada saat
ini; Rowman Ungu (drummer), Bima Wp (gitaris), dan Ollan Sabar (vokalis).
Saat
kami wawancarai melalui akun Whatsapp-nya, Senin (9/3/2020), Bima Wp mengatakan,
"Lagu Harus Terjadi bercerita tentang penyesalan pada sebuah hubungan yang
telah berlalu. Walau semua yang terjadi memang harus terjadi, tapi andai bisa
terulang, pulihkan hati agar menerima kembali. Pesannya, agar lebih menghargai
satu sama lain, sebelum semuanya terlambat dan sulit untuk diperbaiki lagi.”
“Lagu
ini ditulis oleh Yonggi Mikama, penyanyi yang juga seorang aktor, sahabat kami
di label yang sama. Sebenarnya lagu ini pernah digarap The Row pada formasi
awal, dengan konsep musik EDM. Ketika babeh 'Rohman' ngasih dengar lagu ini,
dari segi liriknya saya sudah terbayang bakal cocok dengan karakter vokal Ollan.
Saya sangat antusias The Row mengaransemen ulang lagu ini pada format bandnya yang
sekarang, biar lebih gahar tentunya. Kami juga ingin menyuguhkan genre rock
dengan EDM dalam satu paket,” kata Bima Wp.
Bima
Wp juga mengatakan, “Pada singel ke dua ini kami menyuguhkan musik yang lebih
modern, bergenre pop rock dengan sedikit sentuhan elektronik, agar makin energik.
Kami lebih menonjolkan karakter masing-masing personal yang basic-nya suka
dengan musik rock, terutama saya yang gak bisa diem jika di stage, biar enak
buat headbang. Lewat lagu ini saya lebih bisa mengeluarkan karakter saya yang
energik, dengan sound gitar yang saya suka. Komposisi nada lagunya menggunakan
akord lagu yang sederhana saja, tapi manis dan mudah diingat. Bedanya dengan
singel pertama ‘Sakitnya Diriku’, kami menyuguhkan musik era 2000-an, untuk
sejenak bernostalgia.”
“Singel
ke dua kami ini lebih menyuguhkan musik yang menggambarkan karakter musik dari
The Row yang sekarang, menonjolkan karakter masing-masing personal yang sudah kuat.
Tentu kami juga memikirkan not-not manis di setiap lagunya, karena sebenarnya
kami rocker-rocker manis lho.. hehe. Ke depannya kami sudah mempersiapkan
beberapa lagu yang slow beat tapi tidak melenceng dari karakter singel
sebelumnya. Dari awal saya ketemu babeh ‘Rohman’, memang sudah diputuskan The
Row hanya tiga personal saja. Biar lebih mudah berproses kreatif dalam
menyatukan isi kepala. Takutnya, banyak personal malah tidak efektif. Sementara
ini, saat on stage kami memakai session player. Untuk ke depannya, juga belum
ada rencana nambah personal.” kata Bima Wp.
Selain
itu, Bima Wp mengatakan, “Kita maunya bisa mencuri lagi perhatian publik,
khususnya para pecinta musik rock, balad, dan alternative. Semoga lagu Harus
Terjadi dapat mengobati kerinduan mereka. Kami percaya, masih banyak pecinta
musik rock di Indonesia. Kendati sudah tergerus oleh maraknya musik modern yang
penuh sentuhan digital, tapi balutan distorsi rock selalu punya tempat
tersendiri di telinga pendengar musik rock. Menyesuaikan dengan selera pasar,
konsep musik lagu ini menggabungkan unsur EDM dengan distorsi.”
“Menyikapi
situasi industri musik saat ini, kami malah sudah tidak banyak mikir lagi untuk
harus bagaimana. Toh, semua musik punya segmentasinya sendiri-sendiri. Tak
perlu merasa takut, yang justru itu nanti malah memasung kebebasan otak kanan dan
kiri dalam berekspresi,” kata Bima Wp.
(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)